Serang—inionline.id–Klub sepak bola pendatang baru asal Kota Serang, Banten Jaya Football Club (FC) siap berlaga mengarungi kompetisi sepak bola Liga 3 Indonesia regional Banten musim 2018. Kepastian ini diketahui pada saat soft launching yang digelar di Hotel Abadi, Ciceri, Kota Serang, Jumat (3/8) malam sekitar pukul 20.00 WIB.
Meski sebagai pendatang baru di kancah persepakbolaan Banten, manajemen Baja FC kependekan dari Banten Jaya langsung mengusung target tinggi yakni berlaga di kompetisi di kasta tertinggi Liga 1 dalam kurun waktu tiga tahun sejak diresmikannya klub tersebut. Pantauan di lokasi, 25 pemain, staf pelatih, ofisial dan jajaran pengurus Banten Jaya FC diperkenalkan. Tampak hadir Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Banten Deden Apriandhi Hartawan.
Manajer Tim Serang Jaya FC Johan Arifin Muba menargetkan, dalam kurun waktu tiga tahun Banten Jaya FC harus berlaga di kompetisi elit Liga 1 Indonesia. “Kalau tiga tahun tidak masuk liga 1 saya akan mundur sebagai manajer. Itu target. Kalau tidak masuk Liga 1 untuk apa. Target kita ke depan adalah Banten Jaya harus masuk Liga 1. Lalu piala AFC,” kata Johan.
Ia menyatakan, target tinggi tersebut diusung sebagai bukti kepada masyarakat Banten bahwa Banten Jaya FC bukan diciptakan karena kepentingan politik tapi karena kebutuhan masyarakat Banten yang belum punya klub.
“Jadi bagaimana Pak Gubernur Banten (Wahidin Halim-red) dalam satu priode 2017-2022, kita sudah membuktikan kepada masyarakat bahwa Banten Jaya diciptakan untuk kebutuhan masyarakat. Jadi jangan berpikir partai politik yang lain, Banten Jaya FC ini organisasi yang dibutuhkan oleh politik,” tegas dia.
Johan mengungkapkan, dirinya memikul beban berat dengan amanah ditunjuk sebagai manajer tim Banten Jaya FC. “Saya menjabat sebagai manajer ini punya beban. Pertama Banten Jaya FC belum punya anggaran sama sekali. Kemudian belum punya lapangan sendiri. Yang Insya Allah nanti 2019 sport center kita berharap cepat dijalankan supaya bisa untuk Banten Jaya ke depannya,” harap Johan.
Senada dikatakan, Ketua Umum Banten Jaya FC, Nuraeni. Menurutnya, Banten Jaya FC harus membuktikan kepada masyarakat Banten dengan menggapai prestasi tertinggi. “Iya tentunya satu suaralah. Ini kita tidak akan main-main dengan target-target itu yang harus kita kawal agar bagaimana persepakbolaan Banten khususnya Baja FC ini bisa mendapatkan perhatian iya di dunia sepak bola tanah Indonesia,” tutur Nuraeni.
Akan tetapi lanjut dia, target tersebut harus dibarengi dengan semangat dan komitmen tinggi dari seluruh skuatnya. “Pola latihan yang mumpuni serta keseriusan dari pemain harus komit dan disiplin apa yang diarahkan oleh pelatihnya,” katanya.
Untuk pendanaan klub, masih kata Nuraeni, pihaknya sementara ini akan melakukan iuran dengan para pengurus dan menggaet sejumlah investor yang sudah dilakukan pendekatan. “Di bawah kepemimpinan manajerial ini saya yakin dan percaya bahwa beliau mampu melakukan urunan iya terhadap para pengurusnya mengandeng iya investor-investor yang peduli ya, pelaku atau orang per orang yang peduli terhadap persepakbolaan di Banten.
Ini kita tidak akan main-main dengan target-target itu yang harus kita kawal agar bagaimana persepakbolaan Banten khususnya Baja FC ini bisa mendapatkan perhatian iya di dunia sepak bola tanah Indonesia,” ungkap dia.
Sementara itu, Kepala Dispora Banten, Deden Apriandhi Hartawan mengatakan, launching klub sepak bola Banten Jaya FC ini sebagai bukti nyata Pemerintah Provinsi Banten dalam memajukan olahraga persepakbolaan di Tanah Jawara Banten. “Jadi sekali lagi ini adalah bentuk komitmen dari pak Gubernur Banten (Wahidin Halim-red) dari Pemprov Banten.
Bahwa kita membentuk tim ini bukan sekadar menghabiskan anggaran, tapi memang kita serius ingin punya tim dan serius ingin memajukan sepak bola yang ada di Banten,” kata Deden, usai launching.
Saat disinggung apakah Banten Jaya FC masih akan dibiayai dari APBD Pemprov Banten, dirinya menyatakan, Pemprov Banten pada anggaran perubahan di tahun 2018 sudah tidak menganggarkan untuk pembinaan klub sepak bola Banten Jaya FC. “Kita akan lihat regulasinya ya.
Apakah setelah dibentuk klub memang tidak dibolehkan. Ini kan masih amatir kalau masih amatir kalau tidak salah kan ada, tapi kita harus sudah mulai perlahan-lahan melepaskan ketergantungan tim ini terhadap APBD. Kalau masih didanai APBD buat apa? Kalau bicara APBD, Perserang juga menggunakan APBD dulunya. Serang Jaya juga pake APBD.
Tidak ada yang salah. Tidak yang salah pemerintah daerah punya komitmen untuk memiliki tim itu tidak ada yang salah. Tapi untuk pembiayaan dari bulan Juli kemarin kita sudah tidak anggarkan dari APBD,” jelas dia. (harir/red)